Dampak Ekonomi Global dan Investasi Properti Pasca Brexit
Pengertian referendum Brexit (British Keluar) ialah ambil suara untuk semua masyarakat Irlandia Utara, Inggris, Wales, dan Skotlandia mengenai keputusan untuk keluar dari Uni Eropa (UE). Ini hari tanggal keputusan itu sah dipublikasikan jika Britania Raya akan pergi dari Uni Eropa. Referendum itu ialah janji dari perdana mentri David Cameron di tahun 2015 jika dia terpilih.
Tetapi ini hari sesudah pro-Brexit menang dan Inggris pergi dari UE, PM Inggris David Cameron sah umumkan pemunduran diri dari kedudukan perdana mentri. Traktat Lisbon Artikel 50 yang mengendalikan proses perundingan dagang baru dengan Uni Eropa juga secara automatis diambil. Referendum Brexit ini akan berpengaruh besar pada bidang ekonomi, investasi, dan bidang properti global termasuk negara berkembang.
Dampak Brexit Pada Investasi Properti Global
2 dari 3 investor real estate global memiliki pendapat jika imbas keluarnya Inggris dari Uni eropa akan kurangi investasi ke pasar property. Hal yang paling dicemaskan ialah akan munculnya perkembangan ekonomi yang statis, dikarenakan oleh turunnya keinginan property sebagai tulang punggung investasi real estate di Britania Raya.
Survey dari KPMG mengaitkan jika 25 investor property global yang meiliki asset lebih dari 400 miliar Dolar AS berbicara jika referendum Brexit ini akan bikin rugi pasar bila sampai terjadi. Inggris yang sejauh ini jadi posisi property terpanas dengan 43 % transaksi bisnis pembelian property terjadi di London. Dua pertiga konsumen property di London berawal dari luar negeri lansir The Wall Street Journal.
Pindahnya Investasi Ekonomi ke Negara Berkembang
Dengan tidak minimal kebimbangan pasar, Lamudi meramalkan bila investasi global akan beralih ke negara berkembang yang saat ini condong kuat serta lebih konstan. Misalnya di Filipina yang berdasar laporan CBRE Filipina alami perkembangan PDB sejumlah 6,4% pada kuartal pertama tahun ini, bisa menjadi sasaran prospektif untuk beberapa investor.
Makati Central Business District dengan Bonaficio Global Citynya bisa menjadi hotspot untuk beberapa perusahaan internasional. Sementara di Indonesia sendiri, beberapa pemain property besar mulai menarik dananya dari Singapura ke tanah air untuk memperkuat investasi ekonomi dalam negeri.
Misalnya, Lippo Grup mengalihkan dana sejumlah 35 triliun Rupiah dari Singapura ke Indonesia, searah dengan peraturan pemerintahan untuk berlakukan REIT (Real Estate Investment Kepercayaan) agar bisa tingkatkan nafsu investasi proeprti asing dalam negeri.
Tidak tutup peluang terjadi peralihan ke wilayah Amerika Latin seperti pada Brasil, Meksiko, Kolombia, Peru dan Chili yang mempunyai komunitas lebih dari 400 juta. Dengan keuntungan 20%, Gross IRR, leverage yang rendah, dan visibility baik, akan bagus sekali untuk investor global untuk investasi periode panjang saat Brexit.