Pilihan Produk Investasi yang Tahan Terhadap Inflasi
Investasi sebagai komponen penting dalam rencana keuangan. Dengan memberikan modal ke instrumen investasi yang pas, investor dapat memetik keuntungannya di hari esok. Ada beberapa instrumen investasi yang dapat dicoba, seperti deposito, tabungan berjangka, saham, reksa dana, obligasi, atau logam mulia.
Umumnya tiap penggantian tahun banyak muncul perkiraan-prediksi dari ahli ekonomi berkenaan tipe investasi apa yang memberikan keuntungan dan yang mana seharusnya dijauhi. Tetapi, apa perkiraan itu selalu tepat? Ada beberapa factor yang mempengaruhi kesuksesannya melakukan investasi, salah satunya waktu investasi, besarnya asset untuk peruntukan investasi, dan prediksi pergerakan inflasi.
Factor yang terpenting untuk jadi perhatian ialah pergerakan inflasi. Jika tidak ingin pusing pikirkan inflasi yang terkadang naik atau terkadang turun, akan lebih bagus bila mulai melakukan investasi di sektor-sektor yang tidak begitu dipengaruhi berarti oleh pergerakan inflasi hingga nilai investasi masih aman.
Ada tiga wujud investasi yang selama ini paling aman dan baik untuk yang akan baru memulai berinvestasi. Apa saja itu? Berikut ini ulasannya.
1. Emas: Lama, tapi Lebih Stabil daripada Investasi yang Lain
Sejak dulu investasi berbentuk emas banyak disukai. Dalam periode panjang, nilai emas condong naik dan jarang ada pengurangan nilai emas. Argumen lain mengapa orang ketarik investasi emas karena gampang dijualbelikan.
Bila berminat untuk melakukan investasi emas, sabar-sabarlah untuk memetik keuntungannya. Karena investasi ini sebagai investasi dalam periode panjang. Kenapa? Memang harga emas condong naik. Namun, peningkatan harga emas juga tidak langsung tinggi. Emas sebagai investasi tidak pas untuk yang inginkan return dalam sekejap.
2. Properti: Naik Terus Sepanjang Tahun
Properti termasuk opsi investasi yang sangat menarik. Sama seperti yang Anda ketahui jumlah property yang ada dan jumlah warga yang memerlukannya tidak sepadan. Keadaan yang ada sekarang ini ialah perkembangan jumlah warga lebih cepat dibanding property.
Misalkan, mengambil contoh yang gampang adalah keperluan akan rumah. Bila Anda beli rumah di seputar jalan raya atau di dusun, kemungkinan sekarang ini belum begitu ramai hingga harga relatif masih murah. Tetapi, apa kondisinya tetap sama di dalam satu atau 2 tahun kedepan? Sudah pasti berlainan.
Dari harga tanahnya saja, Anda bisa memperoleh keuntungan karena harga tanah condong naik tiap tahunnya. Disamping itu, Anda pun memperoleh keuntungan dari bangunan yang dipunyai yang makin bertambah harga.
Namun, usaha property mempunyai kesusahan tertentu, yakni jika tidak mahir atau punyai pengetahuan dan jaringan yang cukup, akan sulit untuk menjualnya kembali. Resiko lain ialah bisa bukanlah memperoleh keuntungan dari pemasaran, Anda justru harus keluarkan dana teratur untuk perawatan.
Karenanya, beberapa pemilik property lebih menyenangi sewakan property yang dipunyainya dibanding didiamkan demikian saja tanpa penghuni. Pertimbangannya ialah sewakan property condong gampang dibanding menjualnya.
3. Saham atau Reksa Dana: Investasi yang Menjadi Tren Saat Ini
Pesatnya pemakaian tehnologi yang tersambung lewat cara online membuat investasi di pasar modal makin gampang dilaksanakan. Saat ini makin banyak promo investasi berbentuk reksa dana atau saham yang dapat dilaksanakan lewat cara online.
Untuk yang baru memulai melakukan investasi, reksa dana relatif murah dan gampang. Karena pada dasarnya Anda tinggal menyimpan uang saja dan menanti dana diatur manager investasi untuk memperoleh imbal balik berbentuk return. Sementara investasi saham meskipun sedikit cukup susah, tapi berpotensi imbal balik yang semakin besar.